Serangan Udara ke Yaman, AS Bilang Begini

Serangan Udara Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman dok.anadoluagency
WASHINGTON — Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), Mike Waltz mengatakan bahwa serangan udara di Yaman menewaskan banyak pemimpin Houthi. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya serangan Houthi terhadap pengiriman di Laut Merah.
“Ini bukan serangan yang asal-asalan, bolak-balik, yang akhirnya terbukti sebagai serangan yang sia-sia. Ini adalah respons yang luar biasa yang benar-benar menargetkan banyak pemimpin Houthi dan menewaskan mereka,” kata Waltz melansir Anadolu Agency.
Ia mengatakan bahwa serangan terbaru itu berbeda dari serangan yang dilakukan di bawah pemerintahan Joe Biden sebelumnya.
“Perbedaannya di sini adalah, pertama, menyerang pimpinan Houthi, dan kedua, meminta pertanggungjawaban Iran,” kata dia.
Waltz mengatakan, Iran bertanggung jawab atas pendanaan dan pelatihan Houthi serta membantu kelompok Yaman tersebut dalam serangannya terhadap kapal perang AS.
Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi, sebanyak 53 orang meninggal dan 98 lainnya cedera dalam serangan udara AS-Inggris di Yaman pada Sabtu (15/3/2025).
Serangan itu terjadi saat Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa ‘neraka akan turun’, jika kelompok yang didukung Iran itu melanjutkan serangannya terhadap pengiriman Laut Merah.
Sementara Houthi memperingatkan Israel pada 7 Maret untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza dalam waktu empat hari, atau mereka akan menghadapi operasi maritim baru terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel.
Houthi telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang melewati Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden dengan rudal dan drone semenjak akhir 2023. Hal ini mengganggu perdagangan global yang disebutnya sebagai bentuk solidaritas dengan Jalur Gaza.
Baca juga: Serangan AS ke Yaman, 31 orang Meninggal